Acara program studi magister PPkn angkatan ke-4 yang diikut para mahasiswa serta petinggi STKIP Arrahmaniyah dengan mengunjungi kampung adat Banceuy, Subang, Jawa Barat. Kunjungan ini disambut meriah oleh tarian penyambutan daerah setempat serta pemasangan Totopong atau ikat kepala khas sunda dari ketua adat kepada para petinggi STKIP Arrahmaniyah Depok dan adanya acara sambutan dari ketua adat dan petinggi STKIP Arrahmaniyah Depok.

Acara ini bertujuan untuk melakukan studi perbandingan budaya kampung ada Banceuy yang masih mempertahankan tradisi dan budaya yang sudah dilakukan lebih dari 100 tahun dengan kebudayaan lebih modern di masyarakat sekarang ini. Kampung Banceuy sudah ditetapkan sebagai situs kampung adat oleh pemerintah Subang. Kampung Banceuy terletak di Desa Sanca, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang dengan jarak tempuh 30 km dari Kota Subang atau 37 km dari Kota Bandung. Dengan mempertahankan tradisi dan budaya yang sudah teguh dilaksanakan jadi tidak mengapa kampung ini menjadi tempat wisata serta wisata budaya yang ramai dikunjungi para wisatawan salah satunya para mahasiswa dan petinggi STKIP Arrahmaniyah Depok.

Tradisi yang terkenal salah satunya adalah tradisi Ruwatan Bumi, yaitu tradisi mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Pencipta yang telah memberikan rezeki kepada penduduk kampung Banceuy berupa hasil bumi mereka, serta tradisi ini bertujuan untuk menolak bala atau musibah agar tidak ada bencana yang tidak diharapkan terjadi kepada masyarakat setempat serta tradisi ini dilaksanakan setahun sekali. Adapun budaya lain yang tidak kalah menarik adalah kesenian tarawangsa, cemplung, gembyung, ngarak dewi sri, dan lain – lain. Karena hal ini yang membuat kampung ini menjadi tujuan yang menarik bagi para pengunjung.

Leave a Reply

"Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah” - Ki Hajar Dewantara -